Wednesday, December 16, 2009

TUGAS SPK KEDUA PT BANK MANDIRI SYARIAH STRUKTUR ORGANISASI BESERTA TUGAS-TUGAS PER LEVEL

DOSEN : Dr. PRIHANTORO

NAMA : ANGGIH TANGKAS WIBOWO

NIM : 92208052

JURUSAN : SISTEM INFORMASI BISNIS

Struktur organisasi PT. Bank Mandiri Syariah


Struktur organisasi perusahaan PT. Bank Mandiri Syariah terdiri dari sistem dan ruang lingkup kerja masing-masing divisi(unsur), yaitu :

Pemilik (PT Bank Mandiri Tbk.), Dewan Komisaris, dan Direksi memberikan perhatian serius dan komitmen yang tinggi sejak awal penerapan GCG di BANK MANDIRI SYARIAH dalam perihal Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. Telah ditetapkan penerapan GCG secara lengkap dengan landasan komitmen jajaran. bank dalam hubungan kerjanya dengan nasabah, pemegang saham, rekanan, regulator, dan masyarakat umum.

1. Pemilik (Pemegang Saham)

PT Bank Mandiri Tbk. sebagai pemilik saham BANK MANDIRI SYARIAH memiliki komitmen yang tinggi terhadap penerapan GCG. Salah satu apresiasi atas komitmen tersebut adalah penghargaan yang diterima dari Majalah Asiamoney di Singapore berupa ”The Best Corporate Governance Award” dan ”The Best Disclosure & Transparency” bagi perusahaan Indonesia periode tahun 2005. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terutama RUPS Luar Biasa, telah mengikuti GCG yang berlaku a.l. penetapan keputusan-keputusan berkenaan dengan Dewan Komisaris, Direksi maupun, Dewan Pengawas Syariah (DPS).

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris berjumlah 3 (tiga) orang sehingga menyamai (tidak melebihi) jumlah Direksi yang terdiri atas Komisaris Utama dan 2 (dua) orang anggota Komisaris. Komisaris Independen berjumlah 2 (dua) orang (66,67%). Penggantian/pengangkatan Dewan Komisaris langsung melalui RUPS, dikarenakan Komite Remunerasi dan Nominasi belum terbentuk (target realisasi Triwulan II/ 2007). Satu orang Komisaris merangkap jabatan Pejabat Eksekutif pada Bank Mandiri (pengecualian karena penugasan dari Pemegang Saham Pengendali – Bank BUMN).

Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit untuk memastikan berjalannya tata kelola perusahaan yang baik, di mana secara keseluruhan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Komisaris telah berjalan dengan baik.

3. Direksi

Komitmen Direksi untuk melaksanakan GCG terus ditegaskan di mana yang terakhir adalah pembuatan Surat Edaran (SE) untuk jajaran BANK MANDIRI SYARIAH agar mematuhi PBI tentang GCG. Di samping itu, akan disosialisasikan Piagam (charter) GCG merevisi SKB dan menyesuaikan dengan pelaksanaan GCG induk perusahaan Bank Mandiri. Salah seorang Direksi ditetapkan sebagai Direktur Kepatuhan yang juga memantau implementasi GCG dan membawahi Divisi Manajemen Risiko, Pengembangan Produk, Sistem Teknologi, dan Desk Sisdur dan Pengawasan Pembiayaan. Penggantian dan atau pengangkatan Direksi langsung melalui RUPS karena Komite Remunerasi dan Nominasi masih dalam proses pembentukan. Direksi telah mematuhi komitmen untuk menjalankan kegiatan Bank secara prudent, sesuai dengan prinsip syariah dan atas setiap hasil audit baik intern maupun ekstern selalu ditindaklanjuti

1. Pemilik (Pemegang Saham)

BANK MANDIRI SYARIAH sepenuhnya dimiliki oleh Pemegang Saham Pengendali PT Bank Mandiri Tbk. yang merupakan Bank BUMN dan satu lembar saham BANK MANDIRI SYARIAH dimiliki oleh Mandiri Sekuritas (group Bank Mandiri) dengan komposisi:

a. PT Bank Mandiri (Persero) : 99,999999%

b. PT Mandiri Sekuritas : 0,0000001%

Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (Perubahan Anggaran Dasar Terakhir) PT Bank Syariah Mandiri No. 56, tgl. 17 Mei 2006, kepemilikan saham BANK MANDIRI SYARIAH tidak mengalami perubahan yakni sebanyak 71.674.512 lembar saham dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan sebanyak 1 (satu) lembar saham oleh PT Mandiri Sekuritas. Dengan demikian, maka saham PT Bank Syariah Mandiri tidak ada yang dimiliki oleh perseorangan.

2. Dewan Komisaris (Dekom)

Dewan Komisaris BANK MANDIRI SYARIAH telah memenuhi fit & proper test BI, UU Perseroran Terbatas dan ketentuan GCG, dengan komposisi:
a. Komisaris Utama (Komisaris Independen)

b. Anggota Komisaris (Komisaris Independen)

c. Anggota Komisaris (penugasan dari Bank Mandiri)

Secara keseluruhan Dekom yang berjumlah 3 orang telah memenuhi GCG (66,67% Komisaris Independen). Dekom telah dilengkapi dengan Komite Audit yang menunjang tugas pengawasan, sehingga tanggung jawabnya dapat terselenggara secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaan tugasnya Dekom dibantu oleh seorang Senior Advisor dan Komite-komite.

3. Direksi

Sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, Direksi bertanggung jawab penuh atas kepengurusan perusahaan untuk menjalankan prinsip perbankan yang sehat termasuk mengimplementasikan visi, misi, strategi, sasaran usaha, serta rencana jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kriteria yang ditetapkan oleh Otoritas Pengawas Bank. Komposisi Direksi terus dievaluasi sesuai dengan perkembangan BANK MANDIRI SYARIAH , dimana saat ini terdiri atas Direktur Utama dan dua Direktur Bidang. Ketiga Direktur yang berasal dari Bank Mandiri merupakan pengecualian GCG karena penugasan dari Pemegang Saham Pengendali–Bank BUMN. Direksi BANK MANDIRI SYARIAH telah memenuhi fit & proper test BI, UU Perseroran Terbatas dan ketentuan GCG. Komposisi 3 (tiga) Direksi adalah:

a. Direktur Utama (penugasan dari Bank Mandiri)

b. Direktur Operasional dan Pendukung (penugasan dari Bank Mandiri)
c. Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko (penugasan dari Bank Mandiri)

Secara keseluruhan Direksi berdomisili di Jakarta dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 2 (dua) orang Senior Executive Vice President (SEVP) dimana beban penugasan setingkat Direksi, kecuali tanggung jawab dan wewenang jabatan dibedakan dengan Direksi.

Tugas dan tanggung jawab Direksi adalah bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank, mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam AD/ART perusahaan, melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi serta mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

4. Direktur Kepatuhan

Tanggung jawab Direktur Kepatuhan telah sesuai dengan PBI yang berlaku maupun best practices perbankan. Optimalisasi peran Direktur Kepatuhan terus ditingkatkan terutama kelanjutannya sebagai pengurus Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan (FKDKP). Di samping itu, terkait dengan pemastian kepatuhan terhadap pengelolaan harta kekayaan (asset) bank yaitu pembiayaan, penempatan dana, dan pengadaan barang & jasa telah diterapkan sertifikasi pengujian kepatuhan melalui penerbitan Sertifikat Kepatuhan (Compliance Certificate) yang pelaksanaannya pada unit bisnis ditugaskan kepada fungsi Pengawas Kepatuhan dan Prinsip Mengenal Nasabah (PKP) Cabang maupun Divisi. Seluruh ketentuan eksternal yang berlaku telah dipatuhi dengan baik dan tidak ada sanksi hukum pelanggaran terhadap BANK MANDIRI SYARIAH terutama atas ketentuan BI maupun fatwa DSN. Optimalisasi fungsi kepatuhan BANK MANDIRI SYARIAH terus disempurnakan sejalan dengan perkembangan organisasi BANK MANDIRI SYARIAH .

5. Komite-Komite

BANK MANDIRI SYARIAH diwajibkan membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi, dan Komite Nominasi. Dari keempat Komite-komite di bawah Komisaris tersebut yang telah dibentuk dan berfungsi dengan baik adalah Komite Audit dengan komposisi:

a. Ketua Komite (Komisaris Independen)

b. Anggota Komite (pihak independen berpengetahuan Perbankan)

c. Anggota Komite (pihak independen berpengetahuan Keuangan/Akuntansi)

Komite Audit telah ikut serta dalam setiap rapat Komisaris dan Direksi yang telah berjalan rutin dan dihadiri minimal 2 (dua) orang anggota atau 66,67% dimana keputusan rapat selama ini diambil secara musyawarah mufakat. Pada dasarnya Komite Audit BANK MANDIRI SYARIAH sudah sesuai dengan tuntutan GCG, namun demikian beberapa komite lainnya (Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dirangkapkan dengan Komite Nominasi) sedang dalam pembentukan dan ditargetkan pada tahun 2007.

6. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

DPS dibentuk oleh BANK MANDIRI SYARIAH berdasarkan pengesahan RUPS setelah adanya Keputusan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan persetujuan BI. Tujuan dan tugas utamanya adalah mewakili pihak DSN untuk membantu independensi fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan fatwa-fatwa DSN. DPS juga bertugas mengarahkan, memeriksa dan mengawasi kegiatan Bank guna menjamin bahwa Bank telah beroperasi sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip syariah. Saat ini DPS beranggotakan 3 (tiga) orang dengan komposisi:

a. Ketua DPS (pihak independen berpengetahuan fiqih syariah)

b. Anggota DPS (pihak independen berpengetahuan fiqih dan ekonomi syariah)
c. Anggota DPS (pihak independen berpengetahuan perbankan syariah)

DPS terus meningkatkan perannya terhadap pelaksanaan operasional Bank secara keseluruhan dalam laporan publikasi Bank dan mengkaji produk/jasa baru yang belum ada fatwanya untuk dimintakan kepada DSN. Laporan hasil pengawasan syariah dibuat mengikuti ketentuan yang berlaku untuk disampaikan kepada Direksi, Komisaris, DSN, dan BI.

7. Kantor Akuntan Publik (KAP)

Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan, BANK MANDIRI SYARIAH menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Akuntan Publik (AP) yang terdaftar di BI. Proses penunjukan dilakukan melalui RUPS atas rekomendasi Komite Audit melalui Komisaris setelah melalui pemilihan oleh Divisi terkait, didasarkan atas legalitas KAP, kompetensi (khususnya dalam melakukan audit di Bank Syariah), lingkup audit, dan past performance. Pada dasarnya kinerja KAP sudah sesuai dengan tuntutan GCG dimana dalam melaksanakan tugasnya telah memenuhi prinsip independensi dan sesuai dengan ketentuan BI tentang transparansi laporan keuangan maupun PSAK59. KAP juga telah sesuai dengan kualifikasi permintaan pemegang saham pengendali.

8. Corporate Secretary

Dalam periode 2006, BANK MANDIRI SYARIAH menetapkan fungsi Corporate Secretary dirangkapkan kepada Divisi Corporate Affairs & Hukum (DCH). Pada hakekatnya, tugas Sekretaris Perusahaan adalah bertanggung jawab kepada Direksi sebagai struktur pendukung yang sangat penting untuk kelancaran pelaksanaan GCG. Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan kondisi umum Bank dan kinerjanya kepada seluruh pihak yang berkepentingan (eksternal/Stakeholders) di pasar keuangan maupun kepada masyarakat luas. Semua materi yang diinformasikan dibuat secara transparan, adil dan diungkapkan secara professional dan tepat waktu kepada para pihak sesuai dengan peraturan dan anggaran dasar perusahaan.

Unit Kerja Pendukung

1. Divisi Kepatuhan dan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (DKP)

Direktur Kepatuhan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Divisi Kepatuhan dan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (DKP), yang pembentukannya mengacu kepada PBI tentang GCG. DKP melalui petugas Pengawas Kepatuhan Prinsip Mengenal Nasabah (PKP) sebagai organ DKP yang ditempatkan di Cabang bertugas untuk memastikan kepatuhan serta prudensialitas telah berjalan di Cabang serta mencegah terjadinya Non-compliance terhadap seluruh aktivitas operasional Cabang yang harus sesuai (compliant) dengan ketentuan intenal maupun eksternal. Pada hakekatnya DKP memastikan bahwa pelaksanaan GCG, Compliance, Know Your Customer Principle (KYCP) serta pengawasan melekat telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka menerapkan pengawasan melekat.

2. Divisi Manajemen Risiko (DMR)

Bank Syariah Mandiri (BANK MANDIRI SYARIAH ) menghadapi risiko-risiko dalam melakukan aktifitas bisnisnya. Risiko-risiko yang dihadapi oleh BANK MANDIRI SYARIAH meliputi risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko kepatuhan, dan risiko strategik. Secara sistematis dan berkesinambungan, BANK MANDIRI SYARIAH selama tahun 2006 telah melakukan langkah-langkah dalam menerapkan sistem manajemen risiko yang efektif, efisien dan terpadu.

3. Divisi Pengawasan Intern (DPI)

Mematuhi Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20 September 1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum, sejak awal beroperasinya BANK MANDIRI SYARIAH telah membentuk Divisi Pengawasan Intern (DPI) yang menjalankan fungsi Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama, dan memiliki jalur komunikasi dengan Dewan Komisaris maupun Direktur Kepatuhan. Aktivitas utama Divisi Pengawasan Intern (DPI) adalah melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap seluruh aspek operasional dan pembiayaan yang berbasis risiko (risk-based audit), dengan misi protektif, konstruktif dan konsultatif. Untuk menjamin mutu/kualitas jasa audit yang dilakukan, Divisi Pengawasan Intern telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2000 untuk Quality Management System yang diberikan oleh lembaga internasional Lloyd’s Register Quality Assurance (LRQA) untuk masa 26 Maret 2004 – 25 Maret 2007, dan dikaji ulang (surveillance visit) setiap 6 bulanan. Selanjutnya, sebagai upaya untuk mempertahankan kualitas, akan dilakukan renewal certificate assessment ISO pada bulan April 2007. Sebagai wujud komitmen manajemen terhadap penerapan GCG, maka Divisi Pengawasan Intern senantiasa memonitor tindak lanjut setiap rekomendasi hasil audit internal maupun eksternal agar tercipta perbaikan kinerja dan sistem kerja BANK MANDIRI SYARIAH . Penyempurnaan pedoman pengawasan intern terus dilakukan antara lain dengan revisi Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter) per 27 April 2005 dan perbaikan manual-manual mutu. Salah satu terobosan dalam mengukur efektivitas pengendalian intern dan risiko atas setiap unit kerja (divisi maupun cabang) yang diaudit adalah penyempurnaan dan penerapan rating system, yaitu Internal Control Scoring (ICS) mulai tahun 2007.

4. Unit Kerja (Divisi & Cabang) Lain

Sesuai Indonesian Banking Sector Code, organisasi yang terlibat dalam penerapan GCG selain manajemen juga mencakup Unit Bisnis, Operasional dan pendukung lainnya serta Cabang. Hal ini mencerminkan bahwa secara struktural penerapan GCG disokong oleh seluruh jajaran perusahaan dan menjadi mutlak, sehingga tidak dapat ditawar-tawar. Oleh karenanya GCG harus dijalankan secara maksimal sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

5. Stakeholders lainnya

Antara BANK MANDIRI SYARIAH dengan Stakeholders lainnya (terutama eksternal BANK MANDIRI SYARIAH ) terjalin hubungan kerja dan bisnis yang sesuai dengan profesionalisme dan kewajaran berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini, BANK MANDIRI SYARIAH telah memperhatikan hak dan kewajiban jajaran Stakeholders seoptimal mungkin serta memberikan pelayanan maupun informasi yang dibutuhkan.

TUGAS SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PERTAMA

DOSEN : Dr. PRIHANTORO

NAMA : ANGGIH TANGKAS WIBOWO

NIM : 92208052

JURUSAN : SISTEM INFORMASI BISNIS


Sistem Penunjang Keputusan dalam Instansi Pendidikan


SPK dalam instansi pendidikan dapat terjadi baik ditingkat sekolah maupun universitas. SPK sering dijadikan alat untuk mengambil alternatif keputusan seperti dalam penentuan prestasi siswa yang sering dikaitkan dengan pembagian beasiswa bagi siswa yang berprestasi, dan juga penentuan ranking atau peringkat di kelas. SPK juga sering dijadikan alernatif keputusan dalam sistem penerimaan siswa/mahasiswa baru dalam setiap tahunnya. SPK berperan penting dalam memberikan pilihan kepada atasan/pimpinan, dalam hal ini bagi sekolah yaitu kepala sekolah/pimpinan kegiatan siswa, dan bagi universitas yaitu rektor/pimpinan kegiatan kemahasiswaan. Penggunaan SPK yang tepat, maka dapat menghasilkan pilihan keputusan bagi kepala sekolah/rektor yang baik dan tepat. Dalam hal ini akan dibahas mengenai penggunaan SPK di lingkungan Sekolah.

Contoh penggunaan SPK di sekolah yaitu tentang penentuan peringkat/ranking bagi siswa yang berprestasi. Ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan pilihan agar siswa dapat disebut berprestasi, yaitu prestasi akademik, tingkah laku siswa, pergaulan siswa baik didalam kelas dan diluar kelas, keaktifan siswa, dan sebagainya. SPK dapat memberikan pilihan dalam penentuan peringkat/rangking seperti tabel dibawah ini :

Ranking

Prestasi Akademik

Tingkah Laku

Keaktifan

Pergaulan/Adaptasi dengan lingk. sekitar

Juara I

Positif

Positif

Positif

Positif

Juara II

Positif

Positif

Negatif

Positif

Juara III

Positif

Positif

Negatif

Negatif

Tabel diatas menerangkan SPK dalam penentuan prestasi bahwa juara I harus memiliki semua kriteria yang sangat baik dalam SPK, juara II berkriteria baik, dan juara III berkriteria cukup baik.

Setelah alternatif keputusan diambil, maka SPK selanjutnya mengenai beasiswa bagi siswa yang berprestasi. Dalam penentuan beasiswa bagi siswa berprestasi dapat dilihat dari hasil ranking atau peringkat siswa. Beasiswa juga diberikan bagi siswa yang mempunyai nilai baik tetapi tidak mendapatkan ranking dikarenakan mutu sekolah yang baik sehingga siswa rata-rata memiliki prestasi akademik yang baik pula. Beasiswa juga dapat diberikan kepada siswa yang kurang mampu tetapi memiliki prestasi yang baik. Maka SPK dapat memberikan alternatif keputusan dalam penentuan beasiswa bagi siswa. SPK dapat memberikan pilihan dalam penentuan beasiswa bagi siswa seperti tabel dibawah ini :

Beasiswa

Ranking/ Peringkat

Prestasi Akademik

Rekomendasi Guru

Kemampuan pendapatan keluarga

1-10 siswa

1-3

Positif

Positif

Positif/Negatif

11-50 siswa

1-10

Positif

Positif

Positif/Negatif

51-100 siswa

10-(tidak)

Positif

Negatif

Positif/Negatif

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa beasiswa dapat diberikan kepada 1-10 siswa bila siswa tersebut mendapatkan peringkat 1-3 termasuk prestasi akademik dan rekomendasi guru. Beasiswa yang diberikan kepada 1-10 siswa bila siswa tersebut mendapatkan peringkat 1-10 termasuk prestasi akademik dan rekomendasi guru, dalam kemampuan pendapatan keluarga dapat dilihat melalui persyaratan fotocopy slip gaji orang tua siswa. Terakhir beasiswa diberikan kepada 51-100 siswa bila siswa memiliki peringkat kelas atau tidak, tetapi memiliki prestasi akademik yang baik, dapat dilihat dari nilai raport siswa.

SPK selanjutnya mengenai penerimaan siswa baru disetiap tahunnya. SPK dapat berperan dalam penentuan siswa yang akan diterima di sekolah. Ada beberapa kriteria yang dapat dilihat dari siswa, seperti hasil prestasi dari sekolah sebelumnya, hasil ujian penerimaan siswa baru, berkas-berkas pendukung, keterangan kelakuan baik dan sebagainya. Penggunaan SPK dalam hal ini lebih menekankan kepada hasil prestasi akademik siswa. Bila digambarkan dalam tabel, maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Siswa Pilihan

Hasil Prestasi Sekolah sebelumnya

Hasil Ujian Penerimaan Siswa Baru

Berkas-berkas Pendukung

Keterangan Kelakuan Baik

1-50 siswa

Baik

Baik

Lengkap

Positif

51-100 siswa

Baik

Cukup baik

Lengkap

Positif

101-200 siswa

Cukup Baik

Cukup Baik

Lengkap

Positif

Tabel diatas menerangkan tentang SPK yang memberikan beberapa alternatif keputusan yaitu tentang bagaimana menentukan siswa yang akan diterima oleh sekolah. Siswa yang diterima antara 1-50 orang memiliki kriteria tentang hasil prestasi yang baik dari sekolah sebelumnya, hasil ujian PSB yang baik, berkas yang lengkap dan memiliki keterangan kelakuan baik. Siswa yang diterima antara 51-100 orang memiliki kriteria bahwa hasil prestasi yang baik dari sekolah sebelumnya, hasil ujian PSB yang cukup baik, berkas yang lengkap dan memiliki keterangan kelakuan baik. Terakhir siswa yang diterima antara 101-200 orang memiliki kriteria tentang hasil prestasi yang cukup baik dari sekolah sebelumnya, hasil ujian PSB yang cukup baik, berkas yang lengkap dan memiliki keterangan kelakuan baik. Maka pimpinan kegiatan penerimaan siswa baru termasuk kepala sekolah dapat menentukan siswa mana yang dapat diterima di sekolah.



Bagan diatas menjelaskan bahwa dalam memilih penerimaan siswa baru memiliki 5 kriteria, yaitu beasiswa, ranking/peringkat sebelumnya, prestasi akademik, rekomendasi guru, kemampuan pendapatan keluarga. Dari kelima kriteria diatas dapat ditarik 2 kriteria berikutnya yaitu siswa penerima ranking/peringkat dan siswa penerima beasiswa. Setelah semua kriteria terpenuhi maka kita akan mendapatkan siswa mana yang dapat kita terima sebagai siswa baru.

SPK dalam dunia pendidikan juga dibutuhkan untuk kriteria siswa penerima beasiswa berdasarkan beberapa kriteria. SPK dalam menentukan beasiswa memerlukan beberapa kriteria, yaitu :

a. Prestasi Siswa

Prestasi siswa dapat dilihat dari nilai-nilai yang ia dapatkan ketika memulai pendidikan sampai pendidikan saat ini. Siswa yang memiliki ranking di kelasnya, mempunyai peluang yang baik untuk mendapatkan beasiswa. Prestasi juga dapat dilihat dari nilai raport, misalnya beasiswa bisa didapatkan bila rata-rata nilai per mata pelajaran 7,0 terutama 5 mata pelajaran utama seperti Matematika, Bahasa indonesia, Bahasa inggris, bila jurusan IPA (Fisika, Kimia, Biologi) dan jurusan IPS (Ekonomi, Geografi, Sosisologi).

b. Latar belakang keluarga

Hal ini dilihat bila ada siswa yang pintar tetapi mempunyai latar belakang keluarga tidak mampu. Siswa yang berlatar belakang tidak ampu, harus membuat SKTM atau Surat Keterangan Tidak Mampu.

c. Hasil test beasiswa

Hasil ini diambil dari test penerimaan beasiswa ketika siswa ingin mengajukan beasiswa. Test ini berupa Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika. Semakin baik hasil test yang kita punya, maka kita berpeluang besar untuk mendapatkan beasiswa.

d. Pengalaman siswa

Pengalaman siswa ini didapat dari keaktifan siswa ketika sekolah, seperti mengikuti seminar atau workshop, mengikuti pelatihan atau kursus tambahan, aktif dalam kegiatan kesiswaan, dan sebagainya

e. Kelengkapan dokumen pendukung

Dokumen pendukung yang mendukung siswa agar mendapat beasiswa seperti mempunyai fotocopy tentang syarat beasiswa, isian form beasiswa, foto, dan sebagainya yang menjadi prasyarat dokumen.

Bila digambarkan dengan hirarki, maka sistem penunjang keputusan ini dapat dilihat dibawah ini :


Dari bagan diatas dijelaskan bahwa dalam memilih siswa penerima beasiswa memiliki 5 kriteria yaitu prestasi siswa, latar belakang keluarga, hasil test beasiswa, pengalaman siswa, dan kelengkapan dokumen pendukung. Dari kelima kriteria tersebut, dapat ditarik kesimpulan dengan 2 kriteria yaitu siswa penerima beasiswa prestasi dan siswa penerima beasiswa tidak mampu. Setelah semua kriteria terpenuhi maka kita akan mendapatkan siswa yang akan menerima beasiswa.

Kesimpulan :

SPK sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. SPK dapat membantu siswa, dan para pengajar dan pimpinan pendidikan dalam mencari solusi alternatif keputusan. Dalam hal ini, keputusan yang diambil adalah kriteria dalam penerimaan siswa baru dan kriteria dalam siswa penerima beasiswa.